Analisis Potensi Wilayah Kota Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang 
Kota Makassar mempunyai kedudukan strategis sebagai pusat pelayanan dan pengembangan di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan sebagai pusat pelayanan bagi Kawasan Timur Indonesia. Hal tersebut mempunyai konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mengelola berbagai potensi yang ada serta mengatasi kendala dan tantangan yang dihadapi.
Terlebih lagi jika dikaitkan dengan kebesaran Makassar pada masa lalu yang
tidak hanya dikenal sebagai kota besar di nusantara, tetapi juga sebagai salah satu
kota besar dunia karena keterbukaan akses Makassar terhadap perdagangan internasional. Kebesaran Kota Makassar pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki, saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang lain, menuntut adanya paradigma pembangunan 3 yang adaptatif terhadap dua kutub kecenderungan tersebut sebagai upaya untuk menempatkan Kota Makassar tetap menjadi Kota yang terkemuka.
Makassar dalam sejarahnya telah menjadi bagian dari masyarakat dunia. Demikian halnya saat ini dan kecenderungan ke depan akan tatap menjadi bagian dari masyarakat dunia yang tengah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan tingkat kompetisi yang semakin ketat pada satu sisi, namun memberi peluang  terjadinya sinergitas antar daerah pada sisi yang lain.
Bersamaan dengan globalisasi tersebut kecenderungan lain yang dihadapi adalah semangat otonomi daerah sebagai konsekwensi perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Kecenderungan yang demikian ini memberi peluang bagi pengembangan potensi masing-masing daerah,    interkoneksitas antar daerah, dan sekaligus dapat menciptakan persaingan antar daerah.
Bagi Kota Makassar, dua kecenderungan di atas dapat mendorong pengembangan dan pemanfaatan potensi kota karena memiliki potensi sumber daya manusia, khususnya yang strategis dan ketersediaan berbagai infrastruktur kota. Namun demikian, juga dapat menciptakan beban karena dalam kenyataannya Makassar juga dihadapkan pada masalah perkotaan yang cukup kompleks. Diantara masalah tersebut yang cukup mendasar adalah; kualitas manusia yang masih relatif terbatas, potensi ekonomi yang belum berkembang secara optimal, kualitas dan ketersediaan infrastrukutur kota yang masih terbatas dibandingkan dengan dinamika kebutuhan masyarakat serta tuntutan atas penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).
Dalam rangka meningkatkan dan atau mempertahankan kinerja organisasi menghadapi perkembangan perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis serta faktor-faktor berpengaruh yang berubah dengan cepat dan sering tidak terduga.
Analisis  ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dan peran serta para pihak dalam arti dapat mengakomodasi berbagai kepentingan yang berbeda, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan pencapaian kinerja. Hal ini sejalan dengan 4 perubahan paradigma tata pemerintahan yang baik (good governance) yang menekankan antara lain pada unsur-unsur transparansi, konsistensi, akuntabilitas, partisipasi sehingga segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggung-jawabkan, sesuai maksud Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah yang menekankan adanya pertanggungjawaban publik atas kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.












BAB II
PEMBAHASAN
A.   Profil kota Makassar
Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79 km2 dengan penduduk 1.112.688, sehingga kota ini sudah menjadi kota Metropolitan. Kotamadya ini adalah kota erletak pada Koordinat: 5°8′LU 119°25′BT / 5,133°LS 119,417°BT / -5.133; 119.417, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar. Sebagai pusat pelayanan di KTI, Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutanbarang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Kota Makassar mempunyai kedudukan strategis sebagai pusat pelayanan dan pengembangan di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan sebagai pusat pelayanan bagi Kawasan Timur Indonesia, Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makssar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota.

B.   Batas – batas wilayah kota Makassar
Secara administrasi Kota Makassar terdiri dari 14 Kecamatan, yang meliputi 143 Kelurahan  dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-        Sebelah Utara              :           Kab. Pangkaje’ne kepulauan
-        Sebelah Barat              :           Selat Makassar
-        Sebelah Timur             :           Kab. Maros
-        Sebelah Selatan           :           Kabupaten gowa
-         



C.    NAMA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MAKASSAR
Secara administrasi kota Makassar Terdiri atas 14 Kecamatan dan 143 Kelurahan , berikut nama kecamatan dan kelurahan yang ada di kota Makassar :

Tabel 1
Nama kecamatan dan kelurahan di kota Makassar
NO
Kecamatan
Kelurahan
1
Kecamatan Biring Kanaya
- Kelurahan Daya
- Kelurahan Paccerakang
- Kelurahan Untia
- Kelurahan Sudiang
- Kelurahan Sudiang Raya
- Kelurahan Buluroken (Bulurokeng)
- Kelurahan Pai
2
Kecamatan Bontoala
- Kelurahan Timungan Lompoa
- Kelurahan Tompo Balang .
- Kelurahan Wajo Baru .
- Kelurahan Malimongan Baru .
- Kelurahan Baraya .
- Kelurahan Bunga Ejaya .
- Kelurahan Layang .
- Kelurahan Parang Layang .
- Kelurahan Bontoala .
- Kelurahan Bontoala Tua .
- Kelurahan Bontoala Parang .
- Kelurahan Gaddong .
3
Kecamatan Makassar
- Kelurahan Lariang Bangi .
- Kelurahan Maradekaya .
- Kelurahan Maradekaya Selatan .
- Kelurahan Maradekaya Utara .
- Kelurahan Maricaya .
- Kelurahan Maricaya Baru .
- Kelurahan Bara-Baraya .
- Kelurahan Bara-Baraya selatan .
- Kelurahan Bara-Baraya Timur .
- Kelurahan Bara-Baraya Utara .
- Kelurahan Maccini .
- Kelurahan Maccini Gusung .
- Kelurahan Maccini Parang .
- Kelurahan Barana .
4
Kecamatan Mamajang
- Kelurahan Baji Mappakasunggu .
- Kelurahan Maricaya Selatan .
- Kelurahan Pa Batang .
- Kelurahan Bonto Biraeng .
- Kelurahan Labuang Baji .
- Kelurahan Mamajang Luar .
- Kelurahan Bonto Lebang .
- Kelurahan Parang .
- Kelurahan Karang Anyar .
- Kelurahan Sambung Jawa .
- Kelurahan Tamparang Keke .
- Kelurahan Mamajang Dalam .
- Kelurahan Mandala .
5
Kecamatan Manggala
- Kelurahan Batua .
- Kelurahan Borong .
- Kelurahan Antang .
- Kelurahan Manggala .
- Kelurahan Bangkala .
- Kelurahan Tamangapa .
6
Kecamatan Mariso
- Kelurahan Kampung Buyang .
- Kelurahan Mattoangin .
- Kelurahan Panambungan .
- Kelurahan Mariso .
- Kelurahan Lette .
- Kelurahan Kunjung Mae .
- Kelurahan Mario .
- Kelurahan Bontorannu .
- Kelurahan Tamarunang .
7
Kecamatan Panakkukang
- Kelurahan Karampuang .
- Kelurahan Masale .
- Kelurahan Pampang .
- Kelurahan Panaikang .
- Kelurahan Pandang .
- Kelurahan Sinri Jala .
- Kelurahan Tamamaung .
- Kelurahan Karuwisi .
- Kelurahan Karuwisi Utara .
- Kelurahan Paropo .
- Kelurahan Tello Baru .
8
Kecamatan Rappocini
- Kelurahan Gunung Sari .
- Kelurahan Ballaparang .
- Kelurahan Banta-Bantaeng .
- Kelurahan Bonto Makkio .
- Kelurahan Buakana .
- Kelurahan Karunrung .
- Kelurahan Kassi-Kassi .
- Kelurahan Mappala .
- Kelurahan Rappocini .
- Kelurahan Tidung .
9
Kecamatan Tallo
- Kelurahan Bunga Eja Beru .
- Kelurahan La Latang .
- Kelurahan Lakkang .
- Kelurahan Suwangga .
- Kelurahan Buloa .
- Kelurahan Tallo .
- Kelurahan Lembo .
- Kelurahan Pannampu .
- Kelurahan Kalukuang .
- Kelurahan Kaluku Bodoa .
- Kelurahan Rappojawa .
- Kelurahan Rappokalling .
- Kelurahan Tammua .
- Kelurahan Ujung Pandang Baru (Makassardang Baru) .
- Kelurahan Wala-Walaya .
10
Kecamatan Tamalanrea
- Kelurahan Kapasa .
- Kelurahan Bira .
- Kelurahan Parang Loe .
- Kelurahan Tamalanrea .
- Kelurahan Tamalanrea Indah .
- Kelurahan Tamalanrea Jaya .
11
Kecamatan Tamalate
- Kelurahan Mangasa .
- Kelurahan Mannuruki .
- Kelurahan Pa Baeng-Baeng .
- Kelurahan Bongaya .
- Kelurahan Jongaya .
- Kelurahan Balang Baru .
- Kelurahan Maccini Sombala .
- Kelurahan Parang Tambung .
- Kelurahan Barombong .
- Kelurahan Tanjung Merdeka .
12
Kecamatan Ujung Pandang
- Kelurahan Baru.
- Kelurahan Bulogading .
- Kelurahan Lae - Lae .
- Kelurahan Losari .
- Kelurahan Maloku .
- Kelurahan Mangkura .
- Kelurahan Sawerigading .
- Kelurahan Lajangiru .
- Kelurahan Pisang Selatan .
- Kelurahan Pisang Utara .
13
Kecamatan Ujung Tana
- Kelurahan Pattingalloang .
- Kelurahan Pattingalloang Baru .
- Kelurahan Camba Berua .
- Kelurahan Cambaya .
- Kelurahan Gusung .
- Kelurahan Tamalabba .
- Kelurahan Ujung Tanah .
- Kelurahan Tabaringan .
- Kelurahan Totaka .
- Kelurahan Barrang Lompo .
- Kelurahan Barrang Caddi .
- Kelurahan Kodingareng .
14
Kecamatan Wajo
- Kelurahan Melayu .
- Kelurahan Melayu Baru .
- Kelurahan Malimongan .
- Kelurahan Malimongan Tua .
- Kelurahan Butung .
- Kelurahan Mampu .
- Kelurahan Ende .
- Kelurahan Pattunuang .

D.    Penduduk
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
-          Populasi (2009) : 1.272.349 jiwa
-          Populasi (2014): 1.463.201 jiwa (proyeksi)
-          Jumlah kepadatan: 7.238 jiwa/ km2
-          Jenis kelamin: Laki-laki 47,96%, Perempuan 52,04%







E.     TENAGA KERJA
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK:
-          PNS/TNI/POLRI
-          Pengusaha
-          Petani
-          Akademisi (dosen)
-          Seniman
-          Jasa
-          Karyawan swasta
Tingkat pengangguran: 7,82
Total penduduk bekerja: 673.963 jiwa
F.     FASILITAS PENDIDIKAN
-          TK: 237 Unit
-          SD: 441Unit
-          SMP: 153 Unit
-          SMA: 175 Unit
-          Perguruan Tinggi: 33 Unit
G.    TRANSPORTASI
1.      Udara
-          Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
2.      Darat
-          Terminal Region Daya
-          Terminal Region Daeng Tata

3.      Laut
-          pelabuhan Soekarno sebagai pelabuhan penumpang
-          pelabuhan Hatta sebagai pelabuhan barang/cargo





H.    FASILITAS KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di kota makassar terdiri dari 20 Rumah sakit dan juga beberapa fasilitas kesehatan lainnya seperti rumah bersalin, poliklinik, puskesmas dan BKIA , berikut nama-nama rumah sakit di kota Makassar :
1.        Rumah Sakit Akademis Jauri Jusuf Putera
2.        Rumah Sakit Angkatan Laut Jala Ammari
3.        Rumah Sakit Bhayangkara
4.        Rumah Sakit Dadi
5.        Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo
6.        Rumah Sakit Grestelina
7.        Rumah Sakit Islam Faisal
8.        Rumah Sakit Pelamonia
9.        Rumah Sakit Pembantu Bara Baraya
10.     Rumah Sakit Sawirfin Ir
11.     Rumah Sakit Semen Tonasa
12.     Rumah Sakit Siti Mariam
13.     Rumah Sakit Stella Maris
14.     Rumah Sakit Tirtoatmojo
15.     Rumah Sakit Umum
16.     Rumah Sakit Umum Daerah
17.     Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
18.     Rumah Sakit Umum Haji Makassar
19.     Rumah Sakit Umum Hikmah
20.     Rumah Sakit Umum Luramay

I.       TUJUAN WISATA
Ada beberapa tujuan wisata yang ada di kota Makassar yang dapat di kunjungi seperti : Pantai Losari, Fort Rotterdam, Pantai Akarena, Pulau Laelae, Pulau Khayangan, Pulau Samalona, Benteng Sombaopu,  Pantai Barombong, Makam Raja-Raja Tallo, Makam Sjekh Jusuf, Pelabuhan Paotere, Taman Makam Pahlawan, Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar didunia), Bantimurung, dan Malino.






J.      PUSAT-PUSAT PERBELANJAAN
Di kota Makassar ada beberapa pusat perbelanjaan yang dapat di kunjungi dan ada juga yang di gunakan untuk berlibur , seperti :  Mal Panakkukang,  Mal GTC (Global Trade Center), Mal Ratu Indah, MTC Karebosi, Makassar Mall, Karebosi Link, Makassar Town Square, Trans Studio Mall, Panakkukang Square, dan Duta Mall.


























BAB III
ISU-ISU STRATEGIS DAN ANALISIS

A.   Isu – isu strategis
Isu-isu strategis merupakan rumusan terhadap respons kondisi obyektif yang melingkupi Kota Makassar dalam kaitannya dengan kecenderungan global, nasional dan regional.
a.       Globalisasi.
Makassar ke depan akan turut serta dalam proses globalisasi yang ditandai dengan kompetisi yang semakin ketat. Karena itu implikasi-Implikasi dari globalisasi tersebut akan menjadi bagian dari perkembangan Makassar, karena itu isu strategis paling mendasar adalah berkaitan dengan peningkatan daya saing dan kompetensi dalam menghadapai perubahan global.
b.      Otonomi Daerah.
Kebijakan otonomi daerah akan menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Dengan posisi Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, maka issu pokok yang berkaitan dengan otonomi daerah ini adalah menjadikan Makassar sebagai pusat pelayanan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
c.        Kemajemukan Warga Kota.
Makassar dihuni oleh penduduk dengan berbagai latar belakang. Karakteristik Ini dapat menjadi salah satu faktor dinamisasi perkembangan kota pada satu sisi dan sekaligus menjadi faktor pemicu kerentanan sosial, politik dan lingkungan.
d.      Pengembangan Kawasan Kota.
Makassar pada satu sisi diharapkan dapat berkembang secara pesat sebagai kota yang berwawasan lingkungan dan bersahabat, sedang pada sisi lain kota ini dihadapkan pada berbagai masalah seperti ketimpangan antar kawasan, inkonsistensi pelaksanaan tata ruang, maraknya kawasan kumuh dan potensi kelautan yang belum dikembangkan secara optimal.


e.        Good Governance.
Perkembangan tata kelola pemerintahan saat ini diharapkan oleh banyak pihak dapat mewujudkan good governance atau tata pemerintahan yang baik. Bagi Kota Makassar, issu pokok dalam kaitan dengan good governance ini adalah perlunya penciptaan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntable, transparan, membuka ruang partisipasi, keadilan dan responsible.
B.   Analisis
Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Kota Makassar bertumpu pada issu-issu strategis, analisa faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal dari lingkungan organisasi yang berpengaruh terhadap pencapaian kinerja pembangunan. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan Resourses (Sumberdaya), Organitation (Organisasi) and Norm (Norma) disingkat “RON” yang ada dan tumbuh serta berkembang dalam masyarakat.
1.      Analisis Lingkungan Internal.
Lingkungan internal berpengaruh terhadap kinerja pembangunan yang secara umum dapat dikendalikan secara langsung. Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menganalisa kelemahan dalam menunjang perumusan kebijakan, program dan pelaksanaan kegiatan.
a)      Kekuatan.
·         Potensi sumberdaya manusia yang cukup memadai;
·         Letak geografis wilayah yang sangat strategis dan sebagai ibukota propinsi;
·         Potensi sumberdaya alam, khususnya kelautan dan perikanan yang memadai;
·         Tersedianya infrastruktur sosial ekonomi yang memadai;
·         Potensi usaha perdagangan dan jasa yang memadai;
·         Potensi modal transportasi yang memadai;
·         Suasana politik yang stabil, kearifan sosial yang berakar pada nilai-nilai budaya dan agama yang kuat.
b)       Kelemahan.
·         Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja belum memadai;
·         Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan belum dikelola secara optimal;
·         Kebersihan dan keindahan kota belum memadai sebagai tempat hunian yang indah, bersih dan menarik ;
·         Kualitas sumber daya manusia di bidang industri dan jasa masih rendah;
·         Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum memadai;
·         Struktur ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan usaha masih lemah dan rentan terhadap persaingan global;
·         Pelayanan publik belum maksimal;
·         Daya saing produk unggulan kota yang masih lemah;
·         Sistem informasi dan komunikasi yang belum memadai dalam menghadapi perdagangan bebas;
·         Lemahnya penegakan hukum dan kurangnya jaminan keamanan dalam
·         berbagai kehidupan masyarakat;
·         Pembinaan politik dan produk legislasi daerah serta penegakan HAM secara proporsional belum optimal;
·         Kelembagaan pemerintah & masyarakat belum berkembang dengan baik;
·         Partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang belum optimal;
·         Masih terbatasnya infrastruktur pelayanan publik.
2.       Analisis Lingkungan Eksternal.
Lingkungan eksternal dalam hal ini dimaksudkan adalah faktor lingkungan yang dapat berpengaruh pada kinerja pembangunan daerah dan secara umum tidak dapat dikendalikan, disatu sisi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dan pada sisi lain merupakan tantangan yang harus dihadapi.
a)      Peluang.
·         Posisi Kota Makassar sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk pembangunan bidang kelautan dan perikanan
·         Terbukanya perdagangan bebas yang memungkinkan produk unggulan Kota Makassar mendapatkan pasar yang lebih luas
·         Adanya kerjasama antar daerah khususnya dalam kawasan Maros, Makassar, Sungguminasa dan Takalar (MAMMINASATA) yang mendukung pengembangan daerah dan kegiatan ekonomi antar daerah
·         Komitmen pemerintah pusat terhadap percepatan pembangunan di KTI
·         Otonomi yang luas memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan, mengelola dan meningkatkan daya saing daerah
·         Aksessibilitas Kota Makassar yang terbuka untuk interkoneksitas regional, nasional dan internasional.
b)      Tantangan
·         Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan daya saing produk;
·         Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja
·         Nasional dan Daerah;
·         Kecenderumgan global yang makin memerlukan pentingnya penerapan azas keberlanjutan dalam pembangunan;
·         Sumberdaya finansial dan tenaga kerja professional mudah mengalir ke luar daerah;
·         Arus informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan kehidupan masyarakat.

3.       Analisis Lingkungan strategis Organisasi.
Lingkungan internal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh pada kinerja organisasi dan secara umum dapat dikendalikan secara langsung oleh Pemerintah Kota Makassar, baik dalam kekuatan maupun dalam kelemahan.
a.       Kekuatan.
        Jumlah sumberdaya aparatur cukup memadai
·         Komitmen untuk mengembangkan dan memberdayakan kelembagaan pemerintah dan masyarakat
        Sarana dan prasarana perkantoran yang memadai;
        Motivasi kerja sebagian aparat cukup tinggi.
b.      Kelemahan.
        Kualitas aparatur yang belum professional
·         Struktur organisasi Pemerintah Kota Makassar yang belum efisien dan efektif
        Tugas dan fungsi pada unit-unit organisasi belum terkoordinasi dan
·         terintegrasi secara proporsional
        Kelembagaan pemerintah yang kurang transparan, efektif, konsisten dan akuntabel
        Sumber daya financial belum cukup memadai baik yang bersumber dari pendapatan asli daerah maupun penerimaan dari pemerintah pusat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
        Belum terciptanya distribusi kewenangan Pemerintah Kota ke Pemerintah Kecamatan.  




c.       Peluang.
        Otonomi luas memberikan kebebasan yang memungkinkan pemerintah daerah menata dan mengelola pemerintahan daerah menjadi pemerintahan yang baik (good government) dan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik (good governance)
        Budaya politik masyarakat Kota Makassar berakar pada nilai budaya lokal, memungkinkan pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik dan berkesinambungan
        Terbukanya perdagangan bebas, adanya desentralisasi lebih memudahkan Pemerintah Kota Makassar memfasilitasi pelaku ekonomi dalam mengembangkan jaringan kerja (Networking)
        Kerjasama Pemerintah Kota Makassar dengan daerah lainnya memungkinkan berkembangnya sinergitas pelaku ekonomi regional
·         Adanya kerjasama antara Pemerintah Kota Makassar dengan lembaga perguruan tinggi dibidang penelitian.
d.      Tantangan.
        Dinamika masyarakat Kota Makassar yang heterogen, menuntut kemampuan kepemimpinan yang proaktif, responsive dan konsisten
        Masyarakat Kota Makassar yang maju menuntut pelayanan transparan, konsisten dan akuntabel
        Perkembangan lingkungan strategis mengarah pada perdagangan bebas, menuntut kemampuan mekanisme pelayanan publik sesuai standar International Standar Organitation (ISO).
        Dinamika kelembagaan pemerintah yang tinggi menuntut kemampuan bagi aparat dalam melaksanakan pengawasan, pembinaan dan fasilitasi
        Kebijakan pemerintah pusat yang masih sentralistik dan kurang konsisten menyulitkan pemerintah kota dalam mengelola pelayanan secara efisien dan efektif
        Urbanisasi yang cukup tinggi.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sejarah Partai Politik