Analisis Potensi Wilayah Kota Makassar
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota
Makassar mempunyai kedudukan strategis sebagai pusat pelayanan dan pengembangan
di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan sebagai pusat pelayanan bagi Kawasan Timur
Indonesia. Hal tersebut mempunyai konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar
dalam mengelola berbagai potensi yang ada serta mengatasi kendala dan tantangan
yang dihadapi.
Terlebih
lagi jika dikaitkan dengan kebesaran Makassar pada masa lalu yang
tidak hanya dikenal sebagai kota
besar di nusantara, tetapi juga sebagai salah satu
kota besar dunia karena
keterbukaan akses Makassar terhadap perdagangan internasional. Kebesaran Kota
Makassar pada masa lalu serta potensi sosial budaya dan ekonomi yang dimiliki,
saat ini dihadapkan pada perubahan yang dinamis dalam konteks globalisasi pada
satu sisi, dan kecenderungan menguatnya semangat otonomi daerah pada sisi yang
lain, menuntut adanya paradigma pembangunan 3 yang adaptatif terhadap dua kutub
kecenderungan tersebut sebagai upaya untuk menempatkan Kota Makassar tetap
menjadi Kota yang terkemuka.
Makassar
dalam sejarahnya telah menjadi bagian dari masyarakat dunia. Demikian halnya
saat ini dan kecenderungan ke depan akan tatap menjadi bagian dari masyarakat
dunia yang tengah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan tingkat
kompetisi yang semakin ketat pada satu sisi, namun memberi peluang terjadinya sinergitas antar daerah pada sisi
yang lain.
Bersamaan
dengan globalisasi tersebut kecenderungan lain yang dihadapi adalah semangat
otonomi daerah sebagai konsekwensi perubahan paradigma pemerintahan dari
sentralisasi ke desentralisasi. Kecenderungan yang demikian ini memberi peluang
bagi pengembangan potensi masing-masing daerah, interkoneksitas antar daerah, dan sekaligus
dapat menciptakan persaingan antar daerah.
Bagi Kota
Makassar, dua kecenderungan di atas dapat mendorong pengembangan dan
pemanfaatan potensi kota karena memiliki potensi sumber daya manusia, khususnya
yang strategis dan ketersediaan berbagai infrastruktur kota. Namun demikian,
juga dapat menciptakan beban karena dalam kenyataannya Makassar juga dihadapkan
pada masalah perkotaan yang cukup kompleks. Diantara masalah tersebut yang
cukup mendasar adalah; kualitas manusia yang masih relatif terbatas, potensi
ekonomi yang belum berkembang secara optimal, kualitas dan ketersediaan infrastrukutur
kota yang masih terbatas dibandingkan dengan dinamika kebutuhan masyarakat
serta tuntutan atas penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good
governance).
Dalam
rangka meningkatkan dan atau mempertahankan kinerja organisasi menghadapi perkembangan
perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis serta faktor-faktor
berpengaruh yang berubah dengan cepat dan sering tidak terduga.
Analisis ini diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi
dan peran serta para pihak dalam arti dapat mengakomodasi berbagai kepentingan
yang berbeda, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai pedoman dalam perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan pencapaian kinerja. Hal ini sejalan dengan
4 perubahan paradigma tata pemerintahan yang baik (good governance) yang
menekankan antara lain pada unsur-unsur transparansi, konsistensi,
akuntabilitas, partisipasi sehingga segala tindakan yang dilakukan selayaknya
dapat dipertanggung-jawabkan, sesuai maksud Peraturan Pemerintah tentang Tata
Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah yang menekankan adanya pertanggungjawaban
publik atas kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Profil
kota Makassar
Kota
Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan
Timur Indonesia memiliki luas areal 175,79 km2 dengan penduduk 1.112.688,
sehingga kota ini sudah menjadi kota Metropolitan. Kotamadya
ini adalah kota erletak pada Koordinat: 5°8′LU 119°25′BT /
5,133°LS
119,417°BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi,
berhadapan dengan Selat Makassar.
Sebagai pusat
pelayanan di KTI, Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa,
pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa
angkutanbarang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan.
Kota
Makassar mempunyai kedudukan strategis sebagai pusat pelayanan dan pengembangan
di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan sebagai pusat pelayanan bagi Kawasan Timur
Indonesia, Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0 - 25 meter dari
permukaan laut, dengan suhu udara antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota
Makssar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah
utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota.
B.
Batas
– batas wilayah kota Makassar
Secara
administrasi Kota Makassar terdiri dari 14 Kecamatan, yang meliputi 143
Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
-
Sebelah Utara : Kab.
Pangkaje’ne kepulauan
-
Sebelah Barat : Selat
Makassar
-
Sebelah Timur : Kab.
Maros
-
Sebelah Selatan : Kabupaten
gowa
-
C.
NAMA
KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA MAKASSAR
Secara administrasi kota Makassar
Terdiri atas 14 Kecamatan dan 143 Kelurahan , berikut nama kecamatan dan
kelurahan yang ada di kota Makassar :
Tabel 1
Nama kecamatan dan kelurahan di
kota Makassar
NO
|
Kecamatan
|
Kelurahan
|
1
|
Kecamatan
Biring Kanaya
|
- Kelurahan Daya
- Kelurahan Paccerakang - Kelurahan Untia - Kelurahan Sudiang - Kelurahan Sudiang Raya - Kelurahan Buluroken (Bulurokeng) - Kelurahan Pai |
2
|
Kecamatan
Bontoala
|
- Kelurahan Timungan Lompoa
- Kelurahan Tompo Balang . - Kelurahan Wajo Baru . - Kelurahan Malimongan Baru . - Kelurahan Baraya . - Kelurahan Bunga Ejaya . - Kelurahan Layang . - Kelurahan Parang Layang . - Kelurahan Bontoala . - Kelurahan Bontoala Tua . - Kelurahan Bontoala Parang . - Kelurahan Gaddong . |
3
|
Kecamatan
Makassar
|
-
Kelurahan Lariang Bangi .
- Kelurahan Maradekaya . - Kelurahan Maradekaya Selatan . - Kelurahan Maradekaya Utara . - Kelurahan Maricaya . - Kelurahan Maricaya Baru . - Kelurahan Bara-Baraya . - Kelurahan Bara-Baraya selatan . - Kelurahan Bara-Baraya Timur . - Kelurahan Bara-Baraya Utara . - Kelurahan Maccini . - Kelurahan Maccini Gusung . - Kelurahan Maccini Parang . - Kelurahan Barana . |
4
|
Kecamatan Mamajang
|
- Kelurahan Baji Mappakasunggu
.
- Kelurahan Maricaya Selatan . - Kelurahan Pa Batang . - Kelurahan Bonto Biraeng . - Kelurahan Labuang Baji . - Kelurahan Mamajang Luar . - Kelurahan Bonto Lebang . - Kelurahan Parang . - Kelurahan Karang Anyar . - Kelurahan Sambung Jawa . - Kelurahan Tamparang Keke . - Kelurahan Mamajang Dalam . - Kelurahan Mandala . |
5
|
Kecamatan Manggala
|
-
Kelurahan Batua .
- Kelurahan Borong . - Kelurahan Antang . - Kelurahan Manggala . - Kelurahan Bangkala . - Kelurahan Tamangapa . |
6
|
Kecamatan Mariso
|
-
Kelurahan Kampung Buyang .
- Kelurahan Mattoangin . - Kelurahan Panambungan . - Kelurahan Mariso . - Kelurahan Lette . - Kelurahan Kunjung Mae . - Kelurahan Mario . - Kelurahan Bontorannu . - Kelurahan Tamarunang . |
7
|
Kecamatan Panakkukang
|
- Kelurahan Karampuang .
- Kelurahan Masale . - Kelurahan Pampang . - Kelurahan Panaikang . - Kelurahan Pandang . - Kelurahan Sinri Jala . - Kelurahan Tamamaung . - Kelurahan Karuwisi . - Kelurahan Karuwisi Utara . - Kelurahan Paropo . - Kelurahan Tello Baru . |
8
|
Kecamatan Rappocini
|
- Kelurahan Gunung Sari .
- Kelurahan Ballaparang . - Kelurahan Banta-Bantaeng . - Kelurahan Bonto Makkio . - Kelurahan Buakana . - Kelurahan Karunrung . - Kelurahan Kassi-Kassi . - Kelurahan Mappala . - Kelurahan Rappocini . - Kelurahan Tidung . |
9
|
Kecamatan Tallo
|
-
Kelurahan Bunga Eja Beru .
- Kelurahan La Latang . - Kelurahan Lakkang . - Kelurahan Suwangga . - Kelurahan Buloa . - Kelurahan Tallo . - Kelurahan Lembo . - Kelurahan Pannampu . - Kelurahan Kalukuang . - Kelurahan Kaluku Bodoa . - Kelurahan Rappojawa . - Kelurahan Rappokalling . - Kelurahan Tammua . - Kelurahan Ujung Pandang Baru (Makassardang Baru) . - Kelurahan Wala-Walaya . |
10
|
Kecamatan Tamalanrea
|
- Kelurahan Kapasa .
- Kelurahan Bira . - Kelurahan Parang Loe . - Kelurahan Tamalanrea . - Kelurahan Tamalanrea Indah . - Kelurahan Tamalanrea Jaya . |
11
|
Kecamatan Tamalate
|
-
Kelurahan Mangasa .
- Kelurahan Mannuruki . - Kelurahan Pa Baeng-Baeng . - Kelurahan Bongaya . - Kelurahan Jongaya . - Kelurahan Balang Baru . - Kelurahan Maccini Sombala . - Kelurahan Parang Tambung . - Kelurahan Barombong . - Kelurahan Tanjung Merdeka . |
12
|
Kecamatan Ujung Pandang
|
- Kelurahan Baru.
- Kelurahan Bulogading . - Kelurahan Lae - Lae . - Kelurahan Losari . - Kelurahan Maloku . - Kelurahan Mangkura . - Kelurahan Sawerigading . - Kelurahan Lajangiru . - Kelurahan Pisang Selatan . - Kelurahan Pisang Utara . |
13
|
Kecamatan Ujung Tana
|
-
Kelurahan Pattingalloang .
- Kelurahan Pattingalloang Baru . - Kelurahan Camba Berua . - Kelurahan Cambaya . - Kelurahan Gusung . - Kelurahan Tamalabba . - Kelurahan Ujung Tanah . - Kelurahan Tabaringan . - Kelurahan Totaka . - Kelurahan Barrang Lompo . - Kelurahan Barrang Caddi . - Kelurahan Kodingareng . |
14
|
Kecamatan Wajo
|
-
Kelurahan Melayu .
- Kelurahan Melayu Baru . - Kelurahan Malimongan . - Kelurahan Malimongan Tua . - Kelurahan Butung . - Kelurahan Mampu . - Kelurahan Ende . - Kelurahan Pattunuang . |
D. Penduduk
Jumlah
dan Pertumbuhan Penduduk
-
Populasi
(2009) : 1.272.349 jiwa
-
Populasi
(2014): 1.463.201 jiwa (proyeksi)
-
Jumlah
kepadatan: 7.238 jiwa/ km2
-
Jenis
kelamin: Laki-laki 47,96%, Perempuan 52,04%
E.
TENAGA
KERJA
MATA
PENCAHARIAN PENDUDUK:
-
PNS/TNI/POLRI
-
Pengusaha
-
Petani
-
Akademisi
(dosen)
-
Seniman
-
Jasa
-
Karyawan
swasta
Tingkat
pengangguran: 7,82
Total penduduk bekerja: 673.963
jiwa
F.
FASILITAS
PENDIDIKAN
-
TK: 237 Unit
-
SD: 441Unit
-
SMP: 153 Unit
-
SMA: 175 Unit
-
Perguruan Tinggi: 33 Unit
G.
TRANSPORTASI
1.
Udara
-
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
2.
Darat
-
Terminal Region Daya
-
Terminal Region Daeng Tata
3.
Laut
-
pelabuhan
Soekarno sebagai pelabuhan penumpang
-
pelabuhan
Hatta sebagai pelabuhan barang/cargo
H.
FASILITAS
KESEHATAN
Fasilitas kesehatan yang ada di kota makassar
terdiri dari 20 Rumah sakit dan juga beberapa fasilitas kesehatan lainnya
seperti rumah bersalin, poliklinik, puskesmas dan BKIA , berikut nama-nama
rumah sakit di kota Makassar :
1.
Rumah Sakit
Akademis Jauri Jusuf Putera
2.
Rumah Sakit
Angkatan Laut Jala Ammari
3.
Rumah Sakit
Bhayangkara
4.
Rumah Sakit
Dadi
5.
Rumah Sakit Dr
Wahidin Sudirohusodo
6.
Rumah Sakit
Grestelina
7.
Rumah Sakit
Islam Faisal
8.
Rumah Sakit
Pelamonia
9.
Rumah Sakit
Pembantu Bara Baraya
10. Rumah Sakit Sawirfin Ir
11. Rumah Sakit Semen Tonasa
12. Rumah Sakit Siti Mariam
13. Rumah Sakit Stella Maris
14. Rumah Sakit Tirtoatmojo
15. Rumah Sakit Umum
16. Rumah Sakit Umum Daerah
17. Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
18. Rumah Sakit Umum Haji Makassar
19. Rumah Sakit Umum Hikmah
20. Rumah Sakit Umum Luramay
I.
TUJUAN WISATA
Ada beberapa tujuan wisata yang ada di kota Makassar yang dapat di
kunjungi seperti : Pantai Losari, Fort
Rotterdam, Pantai Akarena, Pulau Laelae, Pulau Khayangan, Pulau Samalona,
Benteng Sombaopu, Pantai Barombong,
Makam Raja-Raja Tallo, Makam Sjekh Jusuf, Pelabuhan Paotere, Taman Makam
Pahlawan, Trans Studio (Indoor Theme Park terbesar didunia), Bantimurung,
dan Malino.
J. PUSAT-PUSAT
PERBELANJAAN
Di kota
Makassar ada beberapa pusat perbelanjaan yang dapat di kunjungi dan ada juga
yang di gunakan untuk berlibur , seperti : Mal Panakkukang, Mal GTC (Global Trade Center), Mal Ratu
Indah, MTC Karebosi, Makassar Mall, Karebosi Link, Makassar Town Square, Trans
Studio Mall, Panakkukang Square, dan Duta Mall.
BAB
III
ISU-ISU
STRATEGIS DAN ANALISIS
A.
Isu – isu strategis
Isu-isu strategis
merupakan rumusan terhadap respons kondisi obyektif yang melingkupi Kota
Makassar dalam kaitannya dengan kecenderungan global, nasional dan regional.
a.
Globalisasi.
Makassar
ke depan akan turut serta dalam proses globalisasi yang ditandai dengan
kompetisi yang semakin ketat. Karena itu implikasi-Implikasi dari globalisasi
tersebut akan menjadi bagian dari perkembangan Makassar, karena itu isu
strategis paling mendasar adalah berkaitan dengan peningkatan daya saing dan
kompetensi dalam menghadapai perubahan global.
b.
Otonomi
Daerah.
Kebijakan
otonomi daerah akan menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Dengan posisi Makassar
sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, maka issu pokok yang berkaitan
dengan otonomi daerah ini adalah menjadikan Makassar sebagai pusat pelayanan dalam
rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan.
c.
Kemajemukan Warga Kota.
Makassar
dihuni oleh penduduk dengan berbagai latar belakang. Karakteristik Ini dapat
menjadi salah satu faktor dinamisasi perkembangan kota pada satu sisi dan
sekaligus menjadi faktor pemicu kerentanan sosial, politik dan lingkungan.
d.
Pengembangan
Kawasan Kota.
Makassar
pada satu sisi diharapkan dapat berkembang secara pesat sebagai kota yang
berwawasan lingkungan dan bersahabat, sedang pada sisi lain kota ini dihadapkan
pada berbagai masalah seperti ketimpangan antar kawasan, inkonsistensi
pelaksanaan tata ruang, maraknya kawasan kumuh dan potensi kelautan yang belum
dikembangkan secara optimal.
e.
Good Governance.
Perkembangan
tata kelola pemerintahan saat ini diharapkan oleh banyak pihak dapat mewujudkan
good governance atau tata pemerintahan yang baik. Bagi Kota Makassar, issu
pokok dalam kaitan dengan good governance ini adalah perlunya penciptaan
penyelenggaraan pemerintahan yang akuntable, transparan, membuka ruang
partisipasi, keadilan dan responsible.
B.
Analisis
Penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan Pemerintah Kota
Makassar bertumpu pada issu-issu strategis, analisa faktor-faktor strategis
baik internal maupun eksternal dari lingkungan organisasi yang berpengaruh
terhadap pencapaian kinerja pembangunan. Analisis tersebut dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Resourses (Sumberdaya), Organitation (Organisasi) and
Norm (Norma) disingkat “RON” yang ada dan tumbuh serta berkembang dalam
masyarakat.
1.
Analisis
Lingkungan Internal.
Lingkungan
internal berpengaruh terhadap kinerja pembangunan yang secara umum dapat
dikendalikan secara langsung. Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menganalisa
kelemahan dalam menunjang perumusan kebijakan, program dan pelaksanaan
kegiatan.
a)
Kekuatan.
·
Potensi
sumberdaya manusia yang cukup memadai;
·
Letak
geografis wilayah yang sangat strategis dan sebagai ibukota propinsi;
·
Potensi
sumberdaya alam, khususnya kelautan dan perikanan yang memadai;
·
Tersedianya
infrastruktur sosial ekonomi yang memadai;
·
Potensi
usaha perdagangan dan jasa yang memadai;
·
Potensi
modal transportasi yang memadai;
·
Suasana
politik yang stabil, kearifan sosial yang berakar pada nilai-nilai budaya dan
agama yang kuat.
b)
Kelemahan.
·
Pemerataan
pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja belum memadai;
·
Potensi
sumberdaya kelautan dan perikanan belum dikelola secara optimal;
·
Kebersihan
dan keindahan kota belum memadai sebagai tempat hunian yang indah, bersih dan
menarik ;
·
Kualitas
sumber daya manusia di bidang industri dan jasa masih rendah;
·
Pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk mendukung Pendapatan Asli Daerah
(PAD) belum memadai;
·
Struktur
ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan usaha masih lemah dan rentan
terhadap persaingan global;
·
Pelayanan
publik belum maksimal;
·
Daya
saing produk unggulan kota yang masih lemah;
·
Sistem
informasi dan komunikasi yang belum memadai dalam menghadapi perdagangan bebas;
·
Lemahnya
penegakan hukum dan kurangnya jaminan keamanan dalam
·
berbagai
kehidupan masyarakat;
·
Pembinaan
politik dan produk legislasi daerah serta penegakan HAM secara proporsional
belum optimal;
·
Kelembagaan
pemerintah & masyarakat belum berkembang dengan baik;
·
Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan yang belum optimal;
·
Masih
terbatasnya infrastruktur pelayanan publik.
2.
Analisis Lingkungan Eksternal.
Lingkungan
eksternal dalam hal ini dimaksudkan adalah faktor lingkungan yang dapat
berpengaruh pada kinerja pembangunan daerah dan secara umum tidak dapat
dikendalikan, disatu sisi merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dan pada
sisi lain merupakan tantangan yang harus dihadapi.
a)
Peluang.
·
Posisi
Kota Makassar sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) termasuk pembangunan bidang kelautan dan perikanan
·
Terbukanya
perdagangan bebas yang memungkinkan produk unggulan Kota Makassar mendapatkan
pasar yang lebih luas
·
Adanya
kerjasama antar daerah khususnya dalam kawasan Maros, Makassar, Sungguminasa
dan Takalar (MAMMINASATA) yang mendukung pengembangan daerah dan kegiatan
ekonomi antar daerah
·
Komitmen
pemerintah pusat terhadap percepatan pembangunan di KTI
·
Otonomi
yang luas memungkinkan pemerintah daerah mengembangkan, mengelola dan meningkatkan
daya saing daerah
·
Aksessibilitas
Kota Makassar yang terbuka untuk interkoneksitas regional, nasional dan
internasional.
b)
Tantangan
·
Persaingan
yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan daya saing produk;
·
Kuatnya
daya saing tenaga professional yang memasuki pasar kerja
·
Nasional
dan Daerah;
·
Kecenderumgan
global yang makin memerlukan pentingnya penerapan azas keberlanjutan dalam
pembangunan;
·
Sumberdaya
finansial dan tenaga kerja professional mudah mengalir ke luar daerah;
·
Arus
informasi global mudah mempengaruhi prilaku dan tatanan kehidupan masyarakat.
3.
Analisis Lingkungan strategis Organisasi.
Lingkungan
internal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh pada kinerja organisasi
dan secara umum dapat dikendalikan secara langsung oleh Pemerintah Kota
Makassar, baik dalam kekuatan maupun dalam kelemahan.
a.
Kekuatan.
•
Jumlah
sumberdaya aparatur cukup memadai
·
Komitmen
untuk mengembangkan dan memberdayakan kelembagaan pemerintah dan masyarakat
•
Sarana
dan prasarana perkantoran yang memadai;
•
Motivasi
kerja sebagian aparat cukup tinggi.
b.
Kelemahan.
•
Kualitas
aparatur yang belum professional
·
Struktur
organisasi Pemerintah Kota Makassar yang belum efisien dan efektif
•
Tugas
dan fungsi pada unit-unit organisasi belum terkoordinasi dan
·
terintegrasi
secara proporsional
•
Kelembagaan
pemerintah yang kurang transparan, efektif, konsisten dan akuntabel
•
Sumber
daya financial belum cukup memadai baik yang bersumber dari pendapatan asli
daerah maupun penerimaan dari pemerintah pusat dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan
•
Belum
terciptanya distribusi kewenangan Pemerintah Kota ke Pemerintah Kecamatan.
c.
Peluang.
•
Otonomi
luas memberikan kebebasan yang memungkinkan pemerintah daerah menata dan
mengelola pemerintahan daerah menjadi pemerintahan yang baik (good government)
dan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik (good governance)
•
Budaya
politik masyarakat Kota Makassar berakar pada nilai budaya lokal, memungkinkan
pelaksanaan pembangunan berjalan dengan baik dan berkesinambungan
•
Terbukanya
perdagangan bebas, adanya desentralisasi lebih memudahkan Pemerintah Kota
Makassar memfasilitasi pelaku ekonomi dalam mengembangkan jaringan kerja
(Networking)
•
Kerjasama
Pemerintah Kota Makassar dengan daerah lainnya memungkinkan berkembangnya sinergitas
pelaku ekonomi regional
·
Adanya
kerjasama antara Pemerintah Kota Makassar dengan lembaga perguruan tinggi
dibidang penelitian.
d.
Tantangan.
•
Dinamika
masyarakat Kota Makassar yang heterogen, menuntut kemampuan kepemimpinan yang
proaktif, responsive dan konsisten
•
Masyarakat
Kota Makassar yang maju menuntut pelayanan transparan, konsisten dan akuntabel
•
Perkembangan
lingkungan strategis mengarah pada perdagangan bebas, menuntut kemampuan
mekanisme pelayanan publik sesuai standar International Standar Organitation
(ISO).
•
Dinamika
kelembagaan pemerintah yang tinggi menuntut kemampuan bagi aparat dalam
melaksanakan pengawasan, pembinaan dan fasilitasi
•
Kebijakan
pemerintah pusat yang masih sentralistik dan kurang konsisten menyulitkan
pemerintah kota dalam mengelola pelayanan secara efisien dan efektif
•
Urbanisasi
yang cukup tinggi.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete